Tak Ada Alasan untuk Tidak Menabung



Ilustrasi design by : rrimataram.



Menabung tak ubahnya menanam. Kelak bisa dinikmati. Kalau sedari awal dirawat, dijaga, pasti buahnya bisa dipetik, sambil tersenyum


Oleh : Masyhur, MS


MENABUNGLAH sesuai cara yang anda mau. Tak perlu bingung. Yang penting bisa menekan ego. Menyimpan uang untuk anda gunakan saat mendesak membuat anda menyelam sambil minum susu.


Menabung  juga seperti petuah lama yang berbunyi, "Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit".  Demikian, sebait kalimat, kerap dituturkan orang tua dan guru-guru kita.


Jika seorang penjahit, merajut seutas demi seutas benang menjelma sehelai kain. Jika seorang penulis, ngumpulin lembar demi lembar tulisannya lalu menjadi buku 'karya utuh'. Lalu jika seorang politisi yang  sedari awal menebar pesona, merawat silaturahim kebaikan kebaikan kepada calon pemilihnya, lalu saat musim pemilu sukses jadi the winner. Maka menabung tak ubahnya seperti sederet proses merawat dan menjaga  kreatifitas beragam profesi. Termasuk seperti seorang politisi. Merawat dan menjaga kantong suara.


Kegiatan menabung, berarti seseorang mengondisikan uang yang dimiliki sesudah diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan yang sedianya diperlukan. Orang yang terbiasa menabung tahu mana prioritas dan tidak. Terlepas berapa nominalnya. Tak terikat pula oleh media di mana menyimpan uang disimpan. Orang yang punya habit 'menabung' seperti tidak ada ketakutan, sebab ia hanya mengendalikan keinginannya ke arah yang positif. Ibarat seorang pelancong, yang tahu di mana harus rehat sejenak lalu melanjutkan kembali perjalanannya.


Bagaimana tips menabung? Saya pikir tipsnya sederhana. Mulailah dari hal-hal sederhana. Pada titik ini, seseorang mutlak punya kemauan untuk melakukan sesuatu jika  itu punya dampak positif.


Berfikir untuk masa depan. Hal ini penting. Tujuannya guna bisa mengondisikan diri dengan situasi hari ini dan esok. Menabung ini menjadi semacam bekal. Modal mengayuh biduk perahu 'kehidupan. Ia harus berani melewati gelombang lautan, membendung hasrat 'berlebihan'. Ia harus mampu menurunkan keinginannya ke titik rendah. Seperti kata Mourgan Housel, penulis buku The Psychology of Money. Housel bilang, untuk menambah tabungan, caranya bukan pada menambah pendapatan. Tetapi menambah kerendahan hati. Menabung bagai menyusuri lorong demi lorong 'gelap'. Dengan menyisihkan sisa 'needs'--uang itu menjelma cahaya yang menuntun setiap tapak jalan 'gelap' yang kita lalui.


Bagaimana menyimpan uang ketimbang membeli emas?  Dua-duanya jika bisa, itu bagus. Setiap orang punya pilihan. Pilihan pasti menghasilkan konsekuensi-konsekuensi sendiri. Oke, anda membeli emas lalu menyimpannya. Kemudian, saat harga emas naik, anda menjualnya. Tetapi anda membutuhkan dana, di saat harga emas anjlok, ini kan problem juga. Artinya, tidak selamanya memilih menyimpan emas itu bagus. Hanya saja, jika standarnya (rasional/keuntungan) memang sah-sah saja. Apalagi untuk tujuan: to be rich. Tetapi perlu merubah mindset bahwa kaya, "Bukan soal seberapa banyak uang anda. Namun seberapa bijak kita mengelola uang". Tulis Neon J.W, seorang perencana keuangan dan penulis banyak buku best seller itu asal Australia.


Seperti apa tips, mulai menabung?
Tips khusus, bagi saya tidak ada. Namun kata sebuah ibarat, menarik untuk kita camkan di kepala. " Hemat pangkal kaya". Orang yang punya sikap hemat, dia akan menjadi orang kaya.


Kalau Anda belum punya rencana untuk menabung, mulailah dari sekarang ! Segera. Gagal. Bikin rencana lagi. Gagal lagi, rencanakan lagi.


Tidak ada orang yang ingin gagal dalam membuat rencana. Tetapi banyak orang, gagal dalam membuat rencana". Apalagi jika urusan untuk menabung


Menabunglah. Kalau tak ada uang yang ditabung, bikinlah rencana. Kendali anda atas sendiri, membuat anda sangat mungkin mewujudkan segala mimpi dalam hidup. Uang pun akan tunduk pada Anda. Menabung bukan masalah nominal. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menabung.


*) tulisan ini dikembangkan dari hasil diskusi Sore Ceria, dengan tema, Menabung Ala Gen Z di RRI Mataram.

Post a Comment

Previous Post Next Post